Hari Raya Semua Orang Kudus

Dipublikasikan tanggal 01 November 2013

Hari Raya Semua Orang Kudus

dan Peringatan Arwah Semua Umat Beriman

Persekutuan Para Kudus

Dalam Syahadat sesudah pengakuan akan “Gereja Katolik yang kudus” menyusul pengakuan akan “persekutuan para kudus”. Gereja, tidak lain adalah persekutuan para kudus, orang-orang yang percaya dalam Kristus Yesus, seperti sapaan St. Paulus dalam surat-suratnya (Ef 1:1, Fil 1:1, Kol 1:2).

Lumen Gentium 49 menegaskan bahwa “… semua orang, yang menjadi milik Kristus dan didiami oleh Roh-Nya, berpadu menjadi satu Gereja dan saling erat berhubungan dalam Dia. … Persatuan mereka yang sedang dalam perjalanan dengan para saudara yang sudah beristirahat dalam damai Kristus, sama sekali tidak terputus. Bahkan menurut iman Gereja yang abadi diteguhkan karena saling berbagi harta rohani. … Karena penghuni surga bersatu lebih erat dengan Kristus, mereka lebih meneguhkan seluruh Gereja dalam kesuciannya … mereka … tidak pernah berhenti menjadi pengantara kita di hadirat Bapa …

Berarti Gereja adalah persektuan semua umat beriman yang terdiri dari:

  1. Kita yang masih hidup di dunia ini
  2. Mereka yang sudah mendahului kita (arwah umat beriman)
  3. Mereka yang telah menikmati kemenangan abadi (para kudus di surga)

Hari Raya Semua Orang Kudus

Pada tanggal 1 November Gereja merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Umat Katolik merayakan semua orang kudus, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Hari Raya Semua Orang Kudus (All Saints Day) adalah pesta yang sudah memiliki sejarah yang sangat panjang. Pada mulanya umat Kristen merayakan kemartiran orang-orang kudus pada hari peringatan kemartiran mereka. Ketika jumlah para martir meningkat selama masa penganiayaan di zaman akhir Kekaisaran Romawi, keuskupan setempat menetapkan hari raya umum dalam upaya untuk memastikan bahwa semua martir, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal, mendapat penghormatan yang selayaknya.

 

Bacaan-bacaan liturgi pada Hari Raya Semua Orang Kudus adalah Why 7:2-4, 9-14; I Yoh 3:1-3; Matius 5:1-12a. Dalam bacaan pertama dikisahkan Yohanes mendapat penglihatan lautan manusia yang tidak terhitung jumlahnya. Mereka berasal dari segala bangsa, suku, negara dan bahasa. Mereka berpakaian jubah putih, memegang dahan-dahan palem di tangan, dan menghadap takhta Allah dan Anak Domba.  Mereka adalah orang-orang yang sudah selamat melalui masa penganiayaan yang hebat. Mereka sudah mencuci jubah mereka dan membuatnya menjadi putih dengan darah Anak Domba. Bacaan kedua menceritakan bagaimana Allah mengasihi kita dan mengakui kita sebagai anak-anak-Nya. Kalau Kristus datang, kita akan menjadi seperti Dia dan oleh sebab itu kita harus mempunyai harapan ini terhadap Kristus, dengan menjaga diri sungguh-sungguh suci dan bersih dari dosa. Bacaan Injil mengisahkan kotbah Yesus yang terkenal yakni Sabda Bahagia. Salah satu sabda bahagia berbunyi, “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Ketiga bacaan di atas memberikan tantangan kepada kita semua, bahwa kita harus berani menjadi orang-orang kudus. Tidak ada seorang pun yang terlahir sebagai santo atau santa. Tetapi mereka berjerih payah dalam hidup ini: dengan menjadi miskin di hadapan Allah, lemah lembut, haus akan kebenaran, murah hati, suci hati membawa damai, dan siap dianiaya demi kebenaran. Allah pun memberikan janji bahwa Dia akan memberikan kebahagiaan abadi kelak di surga kepada orang yang menjadi pengikut-Nya yang setia.

Peringatan Arwah Semua Umat Beriman

Pada tanggal 2 November Gereja merayakan Peringatan Arwah Semua Umat Beriman. Hari peringatan ini didahului oleh pesta Halloween (31 Oktober) dan Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November). Pada peringatan ini kita mendoakan mereka yang sudah meninggal dan sekarang masih menjalani penyucian di Api Penyucian. Doktrin Gereja tentang Api Penyucian adalah:

  1. Bahwa mereka yang meninggal dalam rahmat dan persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya, memang sudah pasti selamat, meski harus menjalankan suatu penyucian untuk memperoleh kekudusan yang diperlukan supaya dapat masuk ke dalam surga.
  2. Gereja menganjurkan perbuatan-perbuatan saleh seperti amal, doa (terutama kurban Ekaristi), serta matiraga untuk mereka yang sudah meninggal, supaya mereka disucikan dan dapat memandang wajah Allah dalam kebahagiaan.

Bacaan-bacaan pada Peringatan Arwah Semua Umat Beriman adalah II Mak 12:43-45, I Kor 15:12-34; Yoh 6:37-40. Bacaan pertama menceritakan bagaimana Yudas Makabe dan anak-anak buahnya mengumpulkan sumbangan untuk persembahan kurban pengampunan dosa bagi prajurit-prajurit yang tewas dalam peperangan. Menurut Yudas hal ini adalah perbuatan yang saleh karena mereka mengimani kebangkitan orang mati. Kalau orang mati tidak dapat dibangkitkan lagi, tidak ada gunanya mendoakan mereka. Bacaan kedua menjelaskan tentang kebangkitan Kristus, sehingga umat beriman yang telah meninggal memiliki pengharapan akan dibangkitkan kembali seperti Kristus. Perikop ini juga mencatat sebuah praktek yang umum pada saat itu yakni “dibaptis untuk orang mati”. Bacaan Injil menegaskan bahwa Kristus telah diutus oleh Bapa kepada kita. Allah berkehendak bahwa semua orang yang telah diberikan kepada Kristus, tidak ada satu pun yang hilang.

Pada Peringatan Arwah Semua Umat Beriman, kita merenungkan bahwa setiap hari kita semakin mendekat dengan kematian. Kematian tidak usah kita takuti, karena Allah telah mengutus Kristus kepada kita untuk menyelamatkan kita. Dengan keyakinan bahwa Kristus telah mati untuk kita, Kristus pun akan membangkitkan kita.

Seorang santo St. Francis de Sales memberikan beberapa pengajaran tentang jiwa-jiwa di api penyucian. Beliau mengajarkan bahwa jiwa-jiwa di api penyucian dimurnikan. Mereka dalam persekutuan dengan Allah namun sedang diubah sesuai dengan kehendak Allah. Jiwa-jiwa ini menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Lalu mengapa kita harus berdoa untuk jiwa-jiwa di api penyucian? Pertama karena mereka adalah jiwa-jiwa yang kesepian dan mereka tidak bisa menolong diri mereka sendiri sehingga mengandalkan doa-doa kita. Himbauan St. Francis de Sales adalah terus berdoa untuk mereka yang sudah mendahului kita. Kenangan kita terhadap mereka jangan berakhir dengan berakhirnya upacara pemakaman.

Melalui Hari Raya Semua Orang Kudus dan Peringatan Arwah Semua Umat Beriman kita percaya akan persekutuan semua umat beriman; kita yang masih berziarah di dunia ini; mereka yang dimurnikan setelah mengakhiri kehidupan di dunia ini; dan mereka yang menikmati kebahagiaan surgawi; semua membentuk bersama-sama satu Gereja. Kita percaya juga bahwa dalam persekutuan ini cinta kasih Allah dan orang-orang kudusnya selalu mendengarkan doa-doa kita.