St. Lukas sang Penginjil

Dipublikasikan tanggal 18 October 2013

St. Lukas sang Penginjil

 

Pada hari ini tanggal 18 Oktober Gereja merayakan Pesta St. Lukas Penginjil, santo pelindung gereja kita. St. Lukas adalah seorang tabib non Yahudi dan teman seperjalanan St. Paulus (bdk. 2 Tim 4:11; Flm 24). St. Lukas adalah satu-satunya orang non Yahudi yang mengarang kitab Perjanjian Baru. St. Paulus dalam Kol 4:14 menyebut  “tabib Lukas yang terkasih” di antara teman non Yahudi (Demas). Hal unik lain dari St. Lukas adalah dia membuat sebuah sekuel dengan menulis kitab kedua yaitu Kisah Para Rasul.

St. Lukas mengalamatkan Injilnya dan Kisah Para Rasul kepada “Teofilus” (Luk 1:3), yang kemungkinan adalah seorang pejabat Romawi. Sidang pembaca yang menjadi sasaran St. Lukas adalah orang-orang Kristen non Yahudi. Namun dari segi etimologis, kata “Teofilus” berasal dari dua buah kata: “theos” dan “philia” yang berarti “kekasih Allah”. Dengan demikian dapat direnungkan bahwa Injil Lukas dan Kisah Para Rasul dialamatkan kepada kita semua, umat yang sangat dikasihi oleh Allah.

Dalam pendahuluannya, St. Lukas menyebutkan bahwa sudah banyak orang berusaha menyusun Injil (kemungkinan Injil Markus yang lebih tua). Kemudian St. Lukas melakukan penelitian-penelitian lalu memutuskan untuk membuat Injil  dengan teratur. Tujuan penulisan Injil Lukas adalah supaya kita semua dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepada kita sungguh benar.

Injil Lukas ditulis dengan indah dan sistematis. Setelah dibuka dengan sebuah Pendahuluan (Luk 1:1-4), St. Lukas mengisahkan tentang Masa Kanak-kanak (Luk 1:5–2:52), tentang kelahiran Yohanes Pembaptis dan Yesus. Luk 3:1-4:13 menceritakan Persiapan Yesus menjelang pelayanan-Nya. Kemudian Yesus memulai Pewartaan di Galilea (Luk 4:14-9:50) dan dilanjutkan dengan Perjalanan ke Yerusalem (Luk 9:51-19:27), kota di mana Allah akan menyatakan rencana penyelamatan-Nya. Akhirnya Yesus memasuki Pekan Sengsara (Luk 19:28-23:56) di mana Yesus dikhianati, ditangkap dan disalibkan. Injil Lukas ditutup dengan kisah Kebangkitan dan Kenaikan ke surga (Luk 24:1-53).

Ada beberapa tema yang diusung oleh St. Lukas dalam Injilnya, meskipun tema utamanya adalah bahwa Yesus Kristus telah datang untuk mengumpulkan semua bangsa di dalam keluarga Allah:

  1. Keselamatan Israel: Yesus adalah Mesias, keturunan Daud yang dinanti-nantikan oleh bangsa Israel. Luk 1:54 mencatat, “Ia menolong Israel, hamba-Nya …” (bdk Luk 1:68, 80; 22:28-30)
  2. Keselamatan bagi bangsa-bangsa lain: Kerahiman Allah menjangkau bangsa-bangsa lain. Simeon memanggil Yesus “terang yang menyatakan kehendak Allah bagi bangsa-bangsa lain” (bdk Luk 3:6, 24:47)
  3. Keselamatan bagi orang-orang “rendah”: pewartaan Yesus juga menyapa orang-orang yang tersisihkan, orang-orang miskin, dan orang-orang yang dikucilkan. (bdk Luk 1:52-53; 4:18; 6:20-26; 14:7-11). Peran wanita secara khusus ditonjolkan dalam Injil seperti kisah tentang Bunda Maria, Elisabet, Hana, janda di Nain, perempuan berdosa, Maria Magdalena, Yohana, Susana, Maria dan Marta dari Betania, dll – suatu hal yang tidak ada bandingannya dalam injil-injil lain. Bahkan wanita menjadi tokoh utama dalam perumpamaan tentang dirham yang hilang (Luk 15:8-10) dan perumpamaan tentang hakim yang tidak adil (Luk 18:1-8)

St. Lukas Berbincang dengan Bunda Maria

Beberapa perikop dalam Injil Lukas juga tidak ditemukan dalam injil-injil lain. Lukas mengisahkan perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati (Luk 10:25-37) dan perumpamaan tentang anak yang hilang (Luk 15:11-32). Hanya Lukas yang menceritakan tentang Kabar Baik Malaikat Gabriel kepada Bunda Maria (Luk 1:26-38), kisah tentang Yesus pada umur dua belas tahun di Bait Allah (Luk 2:41-51) dan kisah rinci tentang kenaikan-Nya ke surga (Luk 24:50-53). Dan hanya Lukas yang mempertahankan himne-himne Gereja yang paling tua misalnya Magnificat (Nyanyian Pujian Maria, Luk 1:46-55), Benedictus (Nyanyian Pujian Zakharia, Luk 1:68-79), Nunc Dimitis (Nyanyian Pujian Simeon, Luk 2:29-35) serta Gloria yang dinyanyikan oleh para malaikat pada hari kelahiran Yesus (Luk 2:14).

 

Orang Samaria yang Murah Hati

Anak yang Hilang

Sebagai tabib Kristen pertama, St. Lukas adalah pelindung dari para dokter. Pada pesta St. Lukas tanggal 18 Oktober kita mohon doa perantaraan St. Lukas untuk para dokter, tenaga paramedis dan mereka yang mengurus orang-orang sakit. Oleh karenanya sungguh dianjurkan dalam rangka merayakan pesta St. Lukas umat beriman melakukan beberapa hal sbb:

  1. Mendaraskan Magnificat, Benedictus, dan Nunc Dimitis
  2. Membaca Sir 38:1-4, 6-10, 12-14 tentang menghormati para tabib sebagaimana mestinya.
  3. Membaca salah satu perikop dalam Injil Lukas maupun Kisah Para Rasul

Gereja kita telah memilih St. Lukas sebagai pelindung. Sudah sepantasnya kita meneladani St. Lukas dalam kehidupan beriman. St. Lukas mengingatkan bahwa kita semua adalah umat yang sangat dikasihi Allah (“Teofilus”). Kita pun patut mengucap syukur bahwa iman yang selama ini kita yakini adalah sungguh benar. St. Lukas menasihati agar kita semua peka terhadap orang-orang kecil, kaum marjinal, mereka yang tersisihkan. Tahun 2014 adalah tahun pelayanan kasih, dan tepatlah bahwa spiritualitas St. Lukas menjadi semangat pelayanan kita semua. Tahun 2014 juga adalah pesta perak Gereja St. Lukas. Umat beriman harus menyadari bahwa pelayanan kasih adalah ucapan syukur kepada Allah. “Sebab pelayanan kasih yang kamu baktikan ini bukan hanya mencukupkan keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. (II Kor 9:12-13)