Tujuh Segel

Dipublikasikan tanggal 11 July 2013

Wahyu kepada Yohanes (Tujuh Segel)

Yohanes melihat Anak Domba itu memecahkan segel yang pertama. Segera nampak seekor kuda putih. Penunggangnya memegang sebuah busur dan memakai sebuah mahkota. Dia maju sebagai pemenang yang pergi merebut kemenangan.

Lalu Anak Domba itu memecahkan segel yang kedua. Seekor kuda keluar lagi, kali ini berwarna merah. Kepada penunggangnya diberi sebilah pedang yang besar. Ternyata dia melenyapkan kedamaian dari muka bumi, supaya manusia saling membunuh.

Segel ketiga! Keluarlah seekor kuda hitam. Penunggangnya memegang timbangan di tangannya. Terdengar suara, “Seliter gandum yang baik seharga upah sehari, dan tiga liter gandum jenis lain seharga upah sehari juga. Tetapi jangan merusakkan pohon-pohon zaitun dan kebun anggur!” Seliter gandum adalah bahan makanan pokok sehari untuk satu orang dan tiga liter gandum adalah bahan makanan pokok sehari untuk satu keluarga kecil. Parah ya, upah sehari cuma cukup untuk makan sehari. Tapi ironisnya, distribusi zaitun dan anggur tidak terganggu sama sekali, … maklum konsumsi orang kaya. Lho, kok mirip ya dengan keadaan Jakarta? Banyak orang mengeluhkan tingginya harga bahan makanan pokok, sedangkan segelintir orang justru hidup dalam kemewahan. Di mana keadilan? Pantaslah penunggang kuda hitam memegang timbangan.

 

Segel keempat dibuka.  Yohanes melihat seekor kuda yang pucat. Penunggangnya bernama Maut. Dari belakang dia dibuntuti oleh Alam Maut. Kekuasaan atas seperempat bumi ini diserahkan kepada mereka, supaya mereka dapat membunuh melalui peperangan, melalui kelaparan, melalui wabah penyakit, dan melalui binatang-binatang buas. Mengerikan, tapi belum selesai … .

Sesudah itu Anak Domba itu memecahkan segel kelima. Maka Yohanes melihat di bawah mezbah ada jiwa-jiwa orang-orang yang mati terbunuh karena mereka membela pesan dari Allah melalui kesaksian mereka (para martir). Mereka berteriak dengan suara keras, “Ya Tuhan, berapa lama lagi baru Engkau mengadili penduduk bumi dan menghukum mereka karena telah membunuh kami?” Tuhan menyuruh mereka menunggu sebentar lagi, sampai sudah lengkap teman-teman seperjuangan dan saudara-saudara mereka yang akan dibunuh seperti mereka. Mereka pun masing-masing diberi sehelai jubah yang putih.

 

Segel keenam! Terjadilah gempa bumi yang dahsyat. Matahari menjadi hitam seperti kain hitam yang kasar, dan bulan menjadi merah seperti darah. Bintang-bintang berguguran dari langit ke atas bumi seperti buah ara yang belum matang gugur dari pohonnya pada waktu diguncang oleh angin keras. Langit menghilang seperti kertas digulung, dan semua gunung dan pulau digeserkan dari tempatnya. Lalu raja-raja dunia, para pembesar, panglima-panglima, orang-orang kaya dan orang-orang berkuasa, dan orang-orang lainnya, baik hamba maupun orang merdeka, semuanya menyembunyikan diri di dalam gua-gua dan di celah-celah batu gunung. Kepada gunung-gunung dan batu-batu itu mereka berteriak, “Timpalah kami! Sembunyikan kami dari pandangan Allah yang duduk di atas takhta, dan dari amarah Anak Domba itu! Hari yang dahsyat sudah datang, sekarang mereka menumpahkan amarah mereka, dan tidak seorang pun sanggup bertahan di depan mereka!”

Kira-kira apa ya isi segel ketujuh? Tunggu dulu … .

Sesudah membuka enam segel, Yohanes melihat empat orang malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi. Mereka menahan keempat angin di bumi supaya jangan ada angin yang bertiup di darat atau di laut atau di pohon-pohon. Lalu dia melihat lagi seorang malaikat yang lain muncul dari sebelah timur. Ia membawa segel dari Allah dan dengan suara keras dia berkata, “Jangan dulu merusakkan darat atau laut, ataupun pohon-pohon, kalau kami belum memberi tanda segel di dahi hamba-hamba Allah!” Dalam nubuat Yehezkiel bab 9 diceritakan bahwa setiap orang yang setia kepada Allah diberi tanda huruf T pada dahinya. Mereka menemukan dan memberi tanda segel pada dahi 144.000 orang, 12.000 dari setiap suku bangsa Israel. Lalu, Yohanes melihat lagi lautan manusia yang luar biasa banyaknya, tak terhitung jumlahnya. Mereka berasal dari segala bangsa, suku, negara, dan bahasa. Dengan berpakaian jubah putih-putih dan dengan memegang dahan-dahan pohon palem di tangan, orang banyak itu menghadap takhta Allah dan menghadap Anak Domba itu. Mereka meyembah Allah dan Anak Domba bersama-sama dengan para pemimpin, para malaikat, dan keempat makhluk surgawi. Salah seorang dari para pemimpin itu berseru, “Mereka ini sudah melalui masa penganiyaan yang hebat, itulah sebabnya mereka berdiri di hadapan takhta Allah. Mereka tidak akan lagi merasa lapar atau haus. Anak Domba akan menjadi gembala mereka dan akan menuntun mereka ke sumber air kehidupan.” Mantap!

Mana segel ketujuh? Inilah saatnya. Surga menjadi sepi selama kira-kira setengah jam. Tidak terjadi apa-apa hanya keheningan. Tapi jangan tenang dulu. Tujuh malaikat berdiri di depan Allah dan kepada mereka diberikan tujuh buah trompet. Seorang malaikat membawa sebuah pedupaan emas, kepadanya diberi banyak sekali kemenyan untuk dibubuhkan pada doa-doa semua umat Allah. Asap dupa mengepul naik dari tangan malaikat itu. Setelah itu, malaikat mengambil pedupaan itu dan mengisinya dengan api, dan melemparkannya ke atas bumi. Guntur bergemuruh dan kilat sabung-menyabung dan terjadi gempa bumi. Tujuh malaikat yang memegang tujuh trompet bersiap-siap untuk meniup … .

Apa kira-kira tujuh trompet yang akan ditiup oleh tujuh orang malaikat itu? Silakan tunggu jawabannya di edisi berikutnya. 

Artikel Terkait:

  1. Mengenal Kitab Wahyu Kepada Yohanes
  2. Surat Kepada Tujuh Jemaat & Pesan Kepada Efesus
  3. Pesan Kepada Smirna & Pergamum
  4. Pesan Kepada Tiatira & Sardis
  5. Pesan Kepada Filadelfia & Laodikia
  6. Tahta Allah
  7. Tujuh Segel