PESAN BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS HARI KOMUNIKASI SOSIAL SEDUNIA KE-59

Dipublikasikan tanggal 12 March 2025

Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus Untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-59

Bagikanlah dengan lemah lembut harapan yang ada di dalam hatimu (lih. 1 Ptr 3:15-16)


Pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-59 yang jatuh pada tanggal 1 Juni 2025, Paus Fransiskus mengajak semua orang untuk mengubah cara berkomunikasi yang selama ini penuh agresi jadi sesuatu yang membuat lebih damai. Karena itu, melalui pesan ini, Paus mengundang kita Semua untuk  untuk menjadi "Komunikator Harapan", mulai dengan membarui karya dan misi menurutsemnagat injil 

Tema yang diangkat tahun ini adalah “Berbagilah dengan lemah lembut harapan yang ada di hatimu,” (1 Ptr 3:15-16) . Dalam Surat Petrus yang Pertama, (3:15-16) kita menemukan sebuah sintesis yang mengagumkan di mana pengharapan dikaitkan dengan kesaksian dan komunikasi Kristen: "Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat".

Paus ingin merenungkan tiga pesan yang dapat kita petik dari kata-kata ini. "Kuduskanlah Tuhan dalam hatimu". Pengharapan orangorang Kristen memiliki sebuah wajah, yakni wajah Tuhan yang bangkit. Janji-Nya untuk selalu menyertai kita melalui karunia Roh Kudus memampukan kita untuk tetap berharap, bahkan ketika harapan itu tampak mustahil. Kita dapat menemukan jejak-jejak kebaikan yang tersembunyi, bahkan ketika segalanya tampak hilang. 

Pesan kedua adalah bahwa kita harus siap untuk mempertanggungjawabkan pengharapan yang ada dalam diri kita. Menarik diperhatikan bahwa sang Rasul mengajak kita memberi pertanggungjawaban atas harapan kita "kepada siapa pun yang memintanya". Orang Kristen bukanlah mereka yang pertama dan terutama "berbicara" tentang Tuhan, tetapi yang menggemakan keindahan kasih-Nya, sebuah cara baru dalam menghayati segala sesuatu. Kasih yang dihayati itulah yang menimbulkan pertanyaan dan menuntut jawaban: mengapa kalian menjalani hidup seperti ini? Mengapa kalian seperti ini? 

Dalam ungkapan Santo Petrus, akhirnya kita menemukan pesan ketiga: bahwa jawaban kita atas pertanyaan tadi harus diberikan "dengan lemah lembut dan penuh hormat". Komunikasi Kristiani- demikian juga komunikasi pada umumnya - seharusnya penuh dengan kelembutan dan keakraban, seperti percakapan para sahabat dalam perjalanan. Mengikuti sang komunikator terbesar sepanjang masa, yakni Yesus dari Nazaret, yang di sepanjang perjalanan bersama kedua murid menuju Emaus, berbicara kepada mereka dan membuat hati mereka berkobar-kobar saat, la menafsirkan peristiwa-peristiwa dalam terang Kitab Suci.

Paus memimpikan sebuah komunikasi yang membuat kita mampu menjadi sahabat seperjalanan bagi begitu banyak saudara-saudari kita, untuk menyalakan kembali harapan dalam diri mereka pada masa penuh pergulatan ini. Sebuah komunikasi yang mampu berbicara ke dalam hati, tidak membangkitkan reaksi defensif dan kemarahan yang menggebu-gebu, tetapi sikap terbuka dan bersahabat. Sebuah komunikasi yang mampu fokus pada keindahan dan harapan bahkan di tengah situasi yang tampaknya membuat kita putus asa. Komunikasi yang menghasilkan komitmen, empati, dan kepedulian pada orang lain. Sebuah komunikasi yang membantu kita dalam "mengakui martabat setiap manusia, dan bekerja sama merawat rumah kita bersama" (Dilexit Nos, 217).

Download Pesan Bapa Suci Fransiskus Untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia Ke-59