HARI DOA INTERNASIONAL MELAWAN PERDAGANGAN MANUSIA

Dipublikasikan tanggal 08 February 2018

HARI DOA INTERNASIONAL MELAWAN PERDAGANGAN MANUSIA

Perhatian terhadap Para Korban Perdagangan Manusia dan Kaum Migran

Inisiatif Dewan Kepausan bagi Pelayanan Pastoral Kaum Migran dan Pengungsi serta Dewan Kepausan bagi Keadilan dan Perdamaian, bekerja sama dengan UISG (Unione Internazionale dei Superiori Generali, Serikat Internasional Superior Jenderal) menetapkan tanggal 8 Februari sebagai Hari Doa Internasional Melawan Perdagangan Manusia (La Giornata Internazionale di Preghiera contro la Tratta di Persona). Hari bersejarah ini pertama kali diperingati pada tanggal 8 Februari 2015. Sejak hari pertama memangku jabatan sebagai Bapa Suci, Paus Fransiskus telah berkali-kali menyerukan perlawanan terhadap perdagangan manusia dan mencap perbuatan tersebut sebagai kejahatan kemanusiaan. Beliau juga menghimbau agar semua orang berjuang melawan hal tersebut dan mengulurkan tangan kepada para korbannya. Tanggal 8 Februari ditetapkan sehubungan dengan Pesta Santa Yosefina Bakhita, seorang budak berkebangsaan Sudan yang dibebaskan dan menjadi biarawati Canossian serta dikanonisasi pada tahun 2000.

Perdagangan manusia merupakan salah satu model perbudakan yang paling buruk pada abad XXI dan terjadi di seluruh belahan bumi. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO)  dan Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime) sekitar 21 juta manusia, kebanyakan kaum papa dan kaum lemah, menjadi korban perdagangan manusia dalam pelbagai bentuk pemerasan: seksual, kerja paksa, jual beli organ tubuh, pengemis bayaran, perbudakan dalam rumah tangga, kawin paksa, adopsi ilegal dan bentuk-bentuk kejahatan kemanusiaan lainnya. Setiap tahun sekitar dua setengah juta manusia menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking), 60 persen di antaranya merupakan kaum wanita dan anak-anak. Mereka juga kerap mengalami penderitaan dan kekerasan yang parah. Di lain pihak, perdagangan manusia merupakan aktivitas ilegal yang paling menguntungkan di dunia. Sekitar 32 milyar dolar Amerika Serikat dihasilkan dari bisnis ini per tahun dan menjadikannya sebagai bisnis ketiga paling menguntungkan di dunia setelah perdagangan narkoba dan senjata api.

Bertahun-tahun Gereja Katolik, khususnya kongregasi-kongregasi biarawati berkarya di banyak tempat di dunia untuk menanggulangi fenomena perdagangan manusia dengan pelbagai tindakan pencegahan, perlawanan terhadap perdagangan manusia dan terutama perlindungan terhadap para korban. Dengan penetapan hari bersejarah ini, Gereja Katolik menyatakan komitmen dan perhatian yang lebih besar terhadap masalah ini dan bertekad mewujudnyatakannya dalam pelbagai tindakan dan karya pastoral.

Peringatan Hari Doa Internasional Melawan Perdagangan Manusia adalah untuk meningkatkan kesadaran manusia terhadap fenomena ini, serta merenungkan kondisi kekerasan dan ketidakadilan di dunia yang menghancurkan kehidupan banyak orang, yang kebanyakan tidak berdaya untuk menyuarakannya. Pada saat yang sama umat manusia dihimbau untuk berani menjawab tantangan ini dengan tindakan-tindakan nyata. Di satu pihak, diperlukan penegasan tentang jaminan hak, kemerdekaan, dan martabat manusia yang diperdagangkan atau diperbudak. Di lain pihak, harus didengungkan upaya-upaya untuk melawan organisasi-organisasi yang memanfaatkan kemiskinan dan kelemahan manusia untuk menjadikan mereka obyek pemerasan dan sumber keuntungan.

Migrasi Tanpa Perdagangan Manusia, Kemerdekaan Ya, Perbudakan Tidak!

Pada mulanya turut bergabung Akademi Kepausan Ilmu Sosial (la Pontificia Accademia delle Scienze Sociali), Caritas Internationalis, Talitha Kum, Usmi (Kantor Perlawanan terhadap Perdagangan Wanita dan Anak-anak), Slaves no More, Serikat Dunia Asosiasi Wanita Katolik (l’Unione Mondiale Associazioni Femminili Cattoliche), Komunitas Paus Yohanes XXII, Jesuit Refugee Service (Jrs), International Catholic Migration Commission, International Forum Catholic Action, dan Kongregasi Putri-putri Karitas Canossian. Tema yang diambil untuk tahun 2018 adalah “Perdagangan Manusia dan Kaum Migran (Tratta e Migrazioni). Liturgi yang ditawarkan adalah dengan sebuah tindakan simbolis membentuk rantai dari utasan benang atau gelang yang dibagikan kepada para peserta. Sebagai bacaan liturgi ditawarkan teks tentang orang Samaria yang murah hati (Luk 10:25-37). Para peserta juga diajak untuk merenungkan tentang para korban perdagangan manusia dan kaum migran baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lansia. Seluruh umat beriman dihimbau untuk mendoakan mereka dan berikut ini adalah doa dalam rangka Hari Doa Internasional Melawan Perdagangan Manusia.