DEVOSI LIMA SABTU PERTAMA

Dipublikasikan tanggal 20 March 2017

DEVOSI LIMA SABTU PERTAMA

Pemulihan Hati Maria yang Tak Bernoda

Pada tahun-tahun pertama menjalani hidup bakti di Spanyol, Sr. Lucia, saksi penampakan Bunda di Fatima, kembali menyaksikan penampakan Bunda Maria dan Kanak-kanak Yesus, yang mengutus Sr. Lucia untuk memperkenalkan devosi Lima Sabtu Pertama kepada Hati Maria yang Tak Bernoda. Setelah meninggalkan Portugal, Sr. Lucia pindah ke novisiat Kongregasi Suster-suster Santa Dorotea di Pontevedra, Spanyol. Beliau mendapat penampakan Bunda dan Kanak-kanak Yesus untuk pertama kali pada tanggal 10 Desember 1925 di kamarnya.

Devosi Lima Sabtu Pertama berarti bahwa pada hari Sabtu pertama selama lima bulan, seseorang mengaku dosa, menerima Komuni, mendaraskan doa Rosario, dan bermeditasi selama 15 menit untuk memulihkan Hati Maria yang Tak Bernoda. Santa Perawan Maria berjanji akan mendampingi orang tersebut pada saat ajal dengan segala rahmat yang dibutuhkan untuk keselamatan jiwa.

Sr. Lucia menceritakan penampakan tersebut kepada atasannya, pastor pengakuannya dan juga pastor pengakuannya di Portugal. Mereka semua menasihatinya untuk bersikap bijaksana dan menanti apakah penampakan itu akan berulang kembali. Maka kehidupan Sr. Lucia kembali berjalan normal sampai kemudian dia kerap berjumpa dengan seorang anak kecil di sekitar biara. Sr. Lucia bermaksud ingin mengajarkan anak kecil itu mendaraskan doa Salam Maria dan sebuah doa singkat, “O Bunda Surga, serahkan aku kepada Anakmu Yesus.”

Pada tanggal 15 Februari 1926 Sr. Lucia kembali bertemu dengan anak kecil itu. Sang biarawati pun bertanya kepada si anak apakah dia sudah bisa berdoa seperti yang diajarkannya. Ternyata anak itu menjawab, “Apakah engkau sudah melaksanakan apa yang diperintahkan Bunda kepadamu?” Pada saat itu Sr. Lucia menyadari bahwa anak itu adalah Kanak-kanak Yesus. Bunda meminta agar sang biarawati memperkenalkan devosi Lima Sabtu pertama ke seluruh dunia, karena banyak yang memulai devosi ini, namun hanya sedikit yang dapat menyelesaikannya.

Devosi Lima Sabtu Pertama

Sr. Lucia kemudian berbicara dengan pastor pengakuannya tentang hal ini. Sang imam mengajukan beberapa pertanyaan, salah satunya adalah mengapa harus lima kali Sabtu. Sr. Lucia meminta jawaban kepada Tuhan di depan Sakramen Mahakudus, dan satu jam kemudian dia mendapatkan jawabannya. Devosi ini harus dilaksanakan pada lima kali Sabtu pertama karena ada lima hujatan  terhadap Maria, yaitu:

  1. Menyangkal bahwa Maria dikandung tanpa noda
  2. Menyangkal bahwa Maria perawan kekal
  3. Menyangkal bahwa Maria adalah Bunda Allah dan Bunda semua manusia
  4. Berperan dalam hal menanamkan dalam hati anak-anak, rasa acuh tak acuh bahkan kebencian terhadap Hati Maria yang Tak Bernoda.
  5. Mencemarkan gambar-gambar kudusnya.

Ikon Hati Maria yang Tak Bernoda

Pada tahun 1929 Sr. Lucia dipindahtugaskan ke kota Tuy untuk mengikuti pendidikan (formasi) di Kongregasi Suster-suster Santa Dorotea. Di sana pun dia mendapat penampakan Bunda, namun kali ini Bunda sedang memegang hatinya yang tak bernoda di antara tangan-tangannya. Biara Suster-suster Santa Dorotea di Pontevedra sekarang dikenal sebagai Tempat Peziarahan Hati Maria yang Tak Bernoda.

Pada tahun 1948 Sr. Lucia kembali ke Portugal dan tinggal di Coimbra sebagai biarawati Karmelit, kemudian meninggal pada tahun 2005 pada usia 97 tahun. Pada tahun 2008 Kardinal José Saraiva Martins memulai permohonan beatifikasinya.

Emilio Rodríguez, utusan Apostolat Fatima menjelaskan kepada Catholic News Agency (CNA) bahwa Vatikan sudah mengakui penampakan-penampakan di Pontevedra dan di Tuy sebagai bagian dari pesan-pesan Fatima, karena melibatkan saksi yang sama. Demikian pula penegasan dari Javier Aguado, juru bicara Keuskupan Agung Santiago de Compostela. Hal ini dipertegas dengan kunjungan Nuncius Apostolik Spanyol, Kardinal Manuel Monteiro de Castro ke Biara Santa Dorotea pada perayaan 75 tahun penampakan Bunda Maria pada tahun 2000. Sebuah plakat berkat kepausan tertempel di dinding biara, “Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II memberi salam dengan penuh kasih kepada Apostolat Fatima di Spanyol dan para peserta Minggu Maria, yang diselenggarakan dalam rangka memperingati 75 tahun penampakan Santa Perawan kepada Sr. Lucia di tempat yang sekarang menjadi Tempat Peziarahan Hati Maria yang Tak Bernoda di Pontevedra.