SEJARAH GEREJA SANTO LUKAS
SEJARAH BERDIRINYA PAROKI SUNTER – GEREJA SANTO LUKAS
Tahun 1969 : Tumbuhnya tunas iman Gereja Katolik, yaitu adanya 11 Keluarga Katolik yang tinggal di wilayah Sunter, yang bersama dengan tokoh awam FX Tono, mulai merintis kegiatan di bawah bimbingan Romo Hendrikus Van Opzeeland, SJ., Kepala Paroki Santo Alfonsus Rodriguez, Pademangan, Jakarta Utara.
Tahun 1970 : Terbentuk sebuah Kring.
Tahun 1972 : Dibangun sebuah tempat yang berfungsi ganda, untuk sekolah maupun untuk keperluan umat (Perayaan Ekaristi dan kegiatan lainnya). Istilah Kring berubah menjadi Lingkungan. KK berjumlah 24 dengan TY Pariya sebagai Ketua Lingkungan. Di tahun ini Sunter mendapat kunjungan pertama dari Uskup Agung Jakarta, Mgr Leo Soekoto SJ.
Tahun 1973 : Berkembang menjadi Wilayah (terdiri dari 4 Lingkungan), yaitu Wilayah Santo Hendrikus.
Tahun 1975 : Umat berkembang menjadi 350 jiwa (63KK). Suster-suster dari Ordo Santa Ursula (OSU) membantu pelayanan di Sunter yaitu Suster Angela Rukmiyati OSU, Suster Ignatio Reksohardjo OSU, Suster Flora Sutodirhardjo OSU. Di tahun ini Sunter kembali mendapat kunjungan kedua dari Uskup Agung Jakarta, Mgr Leo Soekoto SJ.
Tahun 1977 : Pada 22 Maret 1977, Sunter kembali mendapat kunjungan ketiga dari Uskup Agung Jakarta, Mgr Leo Soekoto SJ, yang mengubah status wilayah menjadi STASI SUNTER.
Tahun 1978 : Berdirinya Aula serba guna Santo Hendrikus.
Pada saat ini umat bertambah giat dalam merencanakan dan melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk memberi pengaruh positif dalam sumbangan memajukan masyarakat setempat, banyak juga orang–orang Katolik menjadi pengurus RT atau RW.
Sepeninggal Pastor Opzeeland, karya pelayanan untuk umat di Sunter dilanjutkan (Alm) Pastor J. B. Martosudjito SJ., setelah itu oleh Imam dari Ordo Xaverian Pastor Yoseph Pierantoni SX, Pastor Yoseph Marsaroto SX dan Pastor Otello SX. Setelah Ordo Xaverian, Stasi Sunter dilayani oleh Imam Ordo Serikat Sabda Allah yaitu Pastor A. Luis Diaz SVD, Pastor Damianus Weru SVD, Pastor Theodorus Bhate SVD, dan beberapa pastor muda SVD, yang bertugas di Paroki Santo Alfonsus Rodriguez, Pademangan.
Tahun 1979 : Jumlah umat meningkat menjadi 600 jiwa (129 KK). Secara administratif, umat di wilayah Sunter tercatat di dua paroki yaitu Katedral dan Pademangan. Keinginan memiliki paroki dan gereja sendiri muncul saat jumlah umat mencapai 250 KK (terdiri dari 5 lingkungan).
Tahun 1984 : Uskup Agung Jakarta Mgr Leo Soekoto SJ kembali mengunjungi Sunter untuk keempat kalinya. Panitia Pembangunan Gereja Sunter terbentuk dan dilantik oleh Bapak Uskup, dengan ketua panitia Thomas Suroso, yang di tengah jalan digantikan oleh Theresia Sadiman.
Tahun 1985 : Kunjungan kelima dari Mgr Leo Soekoto SJ, yang mempersembahkan Misa pada Minggu 04 Agustus 1985. Pada saat ini umat Katolik di daerah Sunter terbagi menjadi 2 bagian: Wilayah Christoporus Sunter Selatan – Paroki Katedral (8 lingkungan; KK 458; 1.703 jiwa) dan Wilayah VI Sunter – Sunter Utara – Paroki Santo Alfonsus Pademangan (11 lingkungan; KK 321; 1.466 jiwa).
Tahun 1986 : Pada Juni 1986 dilakukan pertemuan yang memberikan penjelasan untuk rencana batas wilayah sunter dengan Paroki Santo Alfonsus Pademangam dan Paroki Katedral.
Tahun 1987 : Pimpinan Ordo Saudara Dina Konventual (OFMConv.) Roma dan Bologna menugaskan Pastor Salvatore Sabato OFMConv untuk menjajaki kemungkinan mendirikan paroki di Jakarta. Setelah meninjau beberapa daerah bakal paroki dan berkonsultasi dengan Bapak Uskup KAJ, akhirnya diusulkan untuk memilih daerah Sunter yang sedang berkembang dengan berdirinya beberapa perumahan dan gereja akan dibangun di tengah pemukiman penduduk.
Tahun 1989 : Dalam Perayaan Ekaristi hari Minggu 20 Agustus 1989 pukul 07.30 WIB, PAROKI SANTO LUKAS SUNTER lahir sebagai Paroki ke 47 di Keuskupan Agung Jakarta, dengan umat Katolik mencapai 4.919 jiwa. Surat Pengesahan Keuskupan Agung Jakarta no: 1254/3.25.2/89.
Misa Syukur dipimpin langsung Bapak Uskup Agung Jakarta Mgr. Leo Soekoto SJ, Pastor Kustodia Tarcisio Centis OFMConv, didampingi Pastor Paroki Pademangan dan Katedral serta Pastor Paroki Santo Lukas.
Penggembalaan umat dipercayakan kepada Imam-Iman dari Ordo OFMConventual. Pastor Kepala Paroki yang pertama adalah Pastor Antonio Murru OFMConv dengan rekan Pastor Ferdinando Saveri OFMConv.
Tahun 1991 : Pada 18 Agustus 1991 (menjelang HUT kedua), Bapak Uskup KAJ Leo Soekoto SJ melakukan peletakan batu pertama pembangunan fisik Gereja Santo Lukas Penginjil Sunter. Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Pietro Sambi Pr. memimpin misa.
Tahun 1992 : Pergantian penggembalaan umat kepada Pastor Kepala Paroki Pastor Salvatore Sabato OFMConv, Pastor Rekan Pastor John Paul Tarigan OFMConv.
Tahun 1993 : Tepatnya tanggal 25 April 1993, Bapak Uskup Leo Soekoto meresmikan penggunaan Gereja Santo Lukas, dihadiri oleh Walikota Jakarta Utara Suprawito. Umat mencapai 2.300 KK (9 wilayah; 57 lingkungan). Akhir Desember 1993, umat mencapai 8.023 jiwa.
Tahun 1995 : Gereja Santo Lukas mulai tidak cukup menampung jumlah umat Katolik Sunter, Pastor Salvatore meminta ijin ke Ordo SDB agar Wisma Salesian Don Bosco dapat digunakan untuk perayaan ekaristi. Saat inilah yang menjadi awal pemikiran pemekaran paroki sehingga Sunter akan menjadi 2 paroki (Santo Lukas dan Don Bosco).
Tahun 1996 : Tanggal 02 November 1996, Uskup KAJ Kardinal Julius Darmaadmadja SJ meresmikan Pandok Paroki Santo Lukas. Turut hadir Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Pietro Sambi Pr.
Tahun 1998 : Pada 25 Juni 1998 dilakukan serah terima Yayasan Pendidikan Umum Santo Lukas Pademangan ke Yayasan Pendidikan Santo Lukas Penginjil (YPSLP) Sunter.
Tahun 2001 : Tanggal 25 Januari 2001, wilayah Sunter Selatan/Sunter Jaya diresmikan menjadi Stasi Santo Yohanes Bosco, yang dipersiapkan menjadi paroki baru. Pembangunan Gedung paroki, pastoran dan akhirnya Gereja Santo Yohanes Bosco dilakukan secara bertahap.
Tahun 2003 : Tanggal 31 Januari 2003, Kardinal Julius Darmaatmadja melakukan pemberkatan Gereja Santo Yohanes Bosco dan meresmikan berdirinya Paroki Don Bosco (sekarang: Paroki Danau Sunter) sebagai Paroki ke 54 di Keuskupan Agung Jakarta) sebagai pemekaran dari Paroki Santo Lukas.
Tahun 2014 : Tahun dimana Paroki Sunter merayakan Ulang Tahun Perak yaitu 25 tahun Paroki Sunter hadir di tengah-tengah umat. Pada tahun ini juga, Gedung Pastoral saat ini (yang dibangun sejak tahun 2013) diresmikan penggunaannya.
Tahun 2017 : Nama Paroki Santo Lukas berubah menjadi PAROKI SUNTER – GEREJA SANTO LUKAS, mengikuti sosialisasi aturan KAJ (yang dibakukan dalam Pedoman Dasar Dewan Paroki / PDDP KAJ 2019).
Tahun 2021 : Pada bulan September 2021, dilakukan renovasi terhadap bangunan Gereja Santo Lukas. yang sudah berumur 30 tahun
Tahun 2022 : Dilakukan pemberkatan Gereja Santo Lukas setelah renovasi, yaitu pada Perayaan Ekaristi tanggal 19 Mei 2022 pukul 18.00, misa secara konselebrasi 8 Imam yaitu P. Samuel Pangestu Pr, P. Marselinus Salem Damanik OFMConv, P. Albertus Ari Dianto Pr, P. Andre Delimarta SDB,
Romo Yohanes Boedirahardjo SDB, P. Gregorius Sasar Harapan SVD, P. Justianus Bayu Aprianto OFMConv, P. Maksinimus Nepsa OFMConv., dengan selebran utama Vikaris Jendral Keuskupan Agung Jakarta, P. Samuel Pangestu Pr.
Tahun 2024 : Paroki Sunter merayakan ulang tahun ke 35, dengan kondisi terdiri dari 18 WILAYAH, 66 LINGKUNGAN, 3.624 KK DAN 10.838 orang umat (statistika dari biduk 2024)
PARA IMAM YANG BERKARYA
Pastor Kepala Paroki yang pernah dan sedang berkarya Paroki Sunter:
• P. Antonio Murru OFMConv (1989 – 1992)
• P. Salvatore Sabato OFMConv (1992 – 2002)
• P. Antonius Saragih OFMConv (2002 – 2006)
• P. Marselinus Salem Damanik OFMConv (2006 – 2009)
• P. Andreas Elpian Gurusinga OFMConv (2009 – 2012)
• P. Yakub Janami Barus OFMConv (2012 – 2020)
• P. Marselinus Salem Damanik OFMConv (2020 – sekarang)
Pastor Rekan yang pernah dan sedang berkarya di Paroki Sunter:
• P. Ferdinando Severi OFMConv (1989 – 1992)
• P. John Paul Tarigan OFMConv (1992 – 1996)
• P. Simson Sitepu OFMConv (1996 – 1997)
• P. Laurentius Saragih OFMConv (1997 – 1999)
• P. Noel Villafuerte SDB (2000 – 2003)
• P. Simon Kemit OFMConv. (2006 -2009)
• P. Yohannes Eduardus Padiyana OFMConv (2006 – 2009)
• P. Titus Khian Limngardi OFMConv (2009 – 2012)
• P. Paskalis Pedoritman Surbakti OFMConv (2009 – 2012) ; (2024 – sekarang)
• P. Yulius Antonius Yulianto OFMConv (2009 – 2012)
• P. Heronimus Edi Sukisno OFMConv (2009-2012) ; (2020 – 2022)
• P. Petrus Claver Antonius Subang Hayong OFMConv (2012 – 2012)
• P. Petrus Gonzales Zonggar OFMConv (2012 – 2017)
• P. Robert Zonpiter Sihotang OFMConv (2013 – 2017)
• P. Bonaventura Hendrikus Roi Gultom OFMConv (2017 – 2020)
• P. Marselinus Salem Damanik OFMConv (2017 – 2020)
• P. Justianus Bayu Aprianto OFMConv (2020 – 2024)
• P. Maksinimus Nepsa OFMConv (2022 – 2024)
• P. Natalisa Thomas Tarigan OFMConv (2024 – sekarang)
Silahkan klik link ini untuk membaca Riwayat Santo Lukas Penginjil
Silahkan klik link ini untuk Relikui- Relikui yang ada di Gereja Santo Lukas
Silahkan klik link ini untuk Fasilitas- Fasilitas di Gereja Santo Lukas