PERINGATAN SANTO FRANSISKUS DARI ASSISI

Dipublikasikan tanggal 04 October 2023

Pelindung Binatang dan Lingkungan Hidup

Hari ini tanggal 4 Oktober Gereja merayakan peringatan wajib Santo Fransiskus dari Assisi. Pada hari ini di paroki-paroki yang digembalakan oleh imam-imam Fransiskan biasa diselenggarakan acara pemberkatan hewan-hewan peliharaan. Tahun ini untuk pertama kalinya Paroki Sunter yang digembalakan oleh para imam Saudara Dina Konventual (OFMConv) menyelenggarakan acara serupa. Acara ini cukup mendapat sambutan dari banyak umat yang ingin agar hewan peliharaan mereka diberkati. Namun, tentu ada juga beberapa umat yang menyuarakan nada yang sebaliknya.



Hewan tentu saja merupakan tokoh yang juga muncul dalam Kitab Suci. Kisah penciptaan melukiskan bagaimana Allah menciptakan ikan, burung dan binatang-binatang lainnya. Kisah air bah juga mencatat bahwa Allah menyelamatkan delapan orang keluarga Nuh beserta sepasang dari segala jenis binatang. Kisah keluaran menampilkan tokoh anak domba yang dikurbankan pada malam Paskah. Kita juga tidak akan melupakan kisah nabi Yunus ditelan seekor ikan besar. 

Tak ketinggalan menariknya kisah perjalanan Tobia dan malaikat Rafael ke negeri Media. Di awal kisah diceritakan bahwa seekor anjing ikut serta dengan mereka (Tob 6:1). Meskipun tidak dikisahkan apa yang dilakukan oleh anjing itu selama perjalanan (bahkan ketika Tobia diserang oleh seekor ikan besar, anjing itu tidak berbuat apa pun!), anjing itu setia mengikuti perjalanan Tobia dan Rafael sampai mereka kembali lagi ke rumah Tobit (Tob 11:4). Memang, anjing adalah binatang yang setia. Tidak heran kata Ibrani untuk anjing adalah “kelev” (???) yang terdiri dari dua kata “kol” (??) yang berarti “seluruh” dan “lev” (??) yang berarti “hati”.   Kesetiaan bearti kesiapsediaan untuk melayani dengan seluruh hati. 

Sekarang, bagaimana ajaran Gereja Katolik tentang binatang? Akankah mereka berada di surga bersama dengan manusia yang diselamatkan? Perlu dicatat, bahwa sampai saat ini Gereja belum mengeluarkan suatu ajaran apa pun tentang keberadaan binatang di langit dan bumi yang baru. Paus Benediktus XIV adalah seorang pecinta kucing. Namun, pada tahun 2008 beliau pernah berkotbah bahwa “binatang tidak dipanggil ke surga”. Sebaliknya, Paus Fransiskus dalam ensiklik “Laudato Si’” artikel 243 menyatakan bahwa “kehidupan kekal akan menjadi sebuah pengalaman bersama yang mengagumkan , di mana setiap makhluk berubah rupa dengan gemerlapan, akan mengambil tempatnya …”. Nampaknya Paus Fransiskus terinspirasi dengan pernyataan Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma, “ Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.” (Rom 8:20-21)

Santo Fransiskus dikenal sebagai pelindung bagi binatang dan lingkungan hidup. Orang kudus ini dikenal sering mewartakan kabar baik kepada binatang. Yang paling terkenal adalah kisah bagaimana Santo Fransiskus menjinakkan seekor serigala di kota Gubbio. Santo Fransiskus membuat tanda salib di hadapan serigala yang buas itu dan berkata kepadanya, “Datanglah kepadaku, Saudara Serigala. Dalam nama Yesus, aku memerintahkan kamu untuk tidak lagi menyakiti siapa pun.” Serigala itu pun menjadi jinak, mengikuti Santo Fransiskus dan diberi nama “Lupo”. 


Santo Fransiskus menjinakkkan Lupo di Gubbio

Akhirnya, pertanyaan tentang apakah hewan akan bersama-sama dengan manusia dalam kebahagiaan surgawi hanya dapat kita temukan jawabannya apabila kita sudah mengalami kematian dan kebangkitan. Namun ada satu hal yang harus kita renungkan. Kasih sayang manusia kepada hewan peliharaan dimaksudkan untuk memberi pelajaran kepada manusia tentang kasih Allah yang tanpa syarat. Kasih Allah kita nikmati di dunia ini, dan tentu saja akan kita nikmati pula di dunia yang akan datang. Buona festa di San Francesco.